Sudah baca artikel kami sebelumnya tentang Zoom Fatigue? Bagaimana cara mengatasinya?
Dipahami pada bagian sebelumnya zoom fatigue atau kelelahan dalam penggunaan zoom, membuat bekerja lebih lelah dibadingkan sebelumnya, pada artikel sebelumnya Ada 3 Hal yang menyebabkan terjdinya zoom fatigue.
Namun dalam artikel ini kita akan membahas 7 hal bagaimana kita bisa mengatasi kelelahan zoom.
1. Task or Job Planning
Selalu rencanakan pekerjaan Anda. Dengan melakukan pekerjaan yang terencana, Anda akan lebih memiliki persiapan yang lebih baik. Sehingga saat Anda melakukan atau menghadiri zoom meeting, Anda bisa lebih fokus dan tidak bercabang dalam memikirkan pekerjaan lainnya. Karena setiap pekerjaan sudah memiliki timeline tersendiri.
Dalam hal ini, kemampuan time management sangat dibutuhkan, di mana Anda harus dapat mengidentifikasi pekerjaan mana yang harus Anda kerjakan dengan skala prioritas berdasarkan tingkat kepentingan dan daruratnya.
Selain itu, untuk beberapa pekerjaan yang bisa didelegasikan, Anda bisa mendelegasikanya kepada rekan kerja yang Anda percaya. Berikan briefing yang jelas dengan mengkomunikasikan tujuan dan deadline waktu yang disepakati sehingga Anda masih bisa melakukan review terhadap pekerjaan tersebut.
Bagaimana Anda bisa memiliki kemampuan time management? Cari tahu tipsnya dengan mengakses E-Training yang bisa diakses di sini.
2. Kondisikan Tempat Kerja Anda
Dapat dibayangkan pada saat Anda melakukan zoom meeting, gangguan dari lingkungan setempat atau dari rumah sering kali terjadi.
Misalnya anak Anda yang mengingkan waktu untuk bermain bersama, istri Anda yang meminta pertolongan entah harus mengganti galon air minum, mengganti gas elpiji yang habis, atau pun karena kondisi lingkungan tempat Anda yang bising maupun panas.
Sejatinya kondisi lingkungan dalam bekerja atau mengikuti zoom meeting akan mempengaruhi konsentrasi Anda. Hal-Hal yang disampaikan sebelumnya adalah beberapa contoh distubsi yang dapat mengganggu konsentrasi Anda.
Alangkah baiknya Anda mengkondisikan lingkungan tempat kerja Anda dan membuat zona khusus lingkungan kerja, seperti memilih area ruangan tertentu sebagai zona kerja di rumah.
Dengan mengkondisikan lingkungan tersebut senyaman mungkin, bahkan lebih nyaman dibandingkan di kantor Anda sendiri, Anda akan lebih mudah dalam berkonsentrasi saat bekerja maupun menghadiri zoom meeting. Tapi tentu saja, jangan memasang foto mantan Anda, ini akan membuat suasana zona kerja Anda berubah, kecuali jika mantan Anda adalah istri atau suami Anda saat ini
3. Perhatikan Ergonomic
Selaras dengan kondisi lingkungan tempat Anda bekerja, posisi dalam bekerja juga dapat memengaruhi konsentrasi atau menjadi penyebab kelelahan berkepanjangan.
Jika Anda melakukan pekerjaan dengan postur tubuh yang tidak siap dalam bekerja, seperti membungkuk, bekerja di atas tempat tidur atau lainnya, hal ini akan membuat Anda lelah secara fisik.
Bahkan dalam waktu yang lama, kebiasaan-kebiasaan ini dapat membuat Anda sakit (Health Hazard) yang disebut dengan Musculoskeletal Disorders (MSDs), lower back pain, hernia nucleus pulposus (HNP) Dan Carpal Tuner Syndrome.
4. A Break is Break
Berhenti ya artinya berhenti, istirahat. Sering kita jumpai, saat sedang fokus menghadiri zoom meeting, secara tidak sengaja Anda mendapati adanya notifikasi WhatsApp atau email dan secara otomatis Anda akan membukanya meskipun sebenarnya isi pesannya tidak penting dan juga tidak juga genting.
Alhasil konsentrasi Anda di dalam zoom meeting menjadi menurun. Gunakan pendekatan time manajement, lakukan evaluasi penting dan darurat dalam merespond hal tersebut.
Untuk hal-hal yang tidak mendesak, Anda bisa menundanya sampai zoom meeting selesai, atau Anda juga bisa menginformasikan ke rekan kerja Anda jika saat ini Anda tidak bisa dihubungi karena adanya zoom meeting yang harus dihadiri.
Selain membuat prioritas apa yang harus dilakukan untuk tetap stick on the schedule, disiplin untuk mengikuti jadwal juga penting. Seperti yang sudah disebutkan di awal, saata waktu istirahat, gunakanlah untuk istirahat. Jangan merasa “nanggung” dan merusak waktu istirahat dengan tetap bekerja.
Karena jika Anda tetap melakukan itu, saat waktu istirahat Anda selesai, Anda justru akan merasa kelelahan karena harus lanjut bekerja. Memang cukup sulit rasanya menemukan ritme kerja yang nyaman saat terpotong masa break, namun fisik dan mental Anda tetap butuh istirahat. Ya, bukan hanya fisik tapi juga secara mental yang melibatkan pikiran.
Gunakan teknik “5 menit” setelah jam istirahat dengan mencoba fokus untuk mengerjakan pekerjaan yang perlu diselesaikan. Jika masih kurang, tambahkan 5 menit lagi sehingga kita bisa kembali kepada ritme pekerjaan sebelumnya.
5.Work-Life Balance
Siapa yang tidak ingin memiliki work-life balance? Konsep ini sepertinya menjadi cita-cita yang didambakan setiap orang. Namun dengan meningkatnya kebutuhan serta ketatnya persaingan kerja terkadang memaksa seseorang untuk bekerja cukup keras demi mendapatkan hasil yang maksimal.
Work-Life Balance adalah suatu keadaan di mana seseorang dapat mengatur dan membagi antara tanggung jawab pekerjaan, kehidupan keluarga dan tanggung jawab lainnya.
Kondisi tersebut membantu Anda agar tidak terjebak dalam konflik antara kehidupan pribadi dengan pekerjaan. Sederhananya, ini adalah suatu kondisi di mana seseorang pekerja bisa mengatur waktu dan energi yang seimbang antara pekerjaan, kebutuhan pribadi, rekreasi dan kehidupan keluarga.
Pengaturan waktu yang tepat dan memiliki kompentensi (kemampuan) yang tinggi terhadap pekerjaan yang dijalankan adalah kunci dari work-life balance.
Selain kedua hal utama tersebut, dalam buku The Handbook of Work and Health Psychology karya Marc J. Schabracq, Jacques A.M. Winnubst, dan Cary L. Cooper, ada 4 faktor lain yang memengaruhi work-life balance, antara lain:
- Karatktertik Kepribadian, individual yang sedari kecil sudah memiliki kehidupan yang baik, cenderung memiliki work-life balance dengan mudah.
- Karakteristik Keluarga, ini aspek penting yang dapat menentukan ada tidaknya konflik antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
- Karakteristik Pekerjaan, meliputi pola kerja, beban kerja dan jumlah waktu yang digunakan untuk bekerja dapat memicu adanya konflik.
- Sikap, adalah bagaimana setiap individu melakukan evaluasi terhadap berbagai aspek dalam dunia sosial.
Dalam zona work-life balance, mengurangi kelelahan zoom dapat berdampak pada meningkatnya fokus dalam bekerja sesuai rencana dan mengurangi jenuh serta stress yang berlebih.
6. Jaga Kesehatan dan Tingkatkan Motivasi
Jaga kesehatan melalui asupan makanan yang cukup dan bergizi, olahraga serta tidur yang teratur. Semua Hal tersebut bisa juga disebut dengan menjaga pola hidup yang sehat.
Dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini, pola hidup sehat menjadi anjuran bagi kita dengan ditambah dengan pola kebersihan diri yaitu 5M.
Sedangkan untuk meningkatan motivasi Anda dalam bekerja di rumah, Anda bisa berpakaian yang terbaik, terutama di saat akan menyelenggarakan atau menghadiri zoom meeting.
7. Hidup berdampingan dengan teknologi
Hidup berdampingan adalah bagaimana Anda bisa beradaptasi dengan hal yang baru, dengan selalu melakukan perbaikan diri untuk bisa menerima kebutuhan saat ini, dan tidak perlu dipertentangkan karena memang zamannya yang berubah.
Hidup berdampingan dengan tekonologi informasi misalnya, bagaimana kita beradaptasi terhadap teknologi informasi baik berkaitan dengan hardware ataupun software.
a. Dari Segi Hardware atau Perangkat Keras
Dalam hal ini ialah bagaimana Anda dapat menggunakan perangkat komputer atau peranti lainnya seperti tablet dan smartphone secara optimal dalam melakukan zoom meeting.
Selain itu Anda juga harus memahami koneksi internet, dari mana koneksi internet didapatkan, apakah 3G atau 4G serta mengukur kecepatan dan stabilitas akses internet yang bisa Anda lakukan dengan speed test melalui https://www.speedtest.net/id dengan cara melihat jumlah Ping (semakin kecil Angka Ping semakin baik koneksiknya) dan tingkat kecepatan unduh (download) serta unggah (upload).
b. Dari Segi Software atau Perangkat Lunak
Yang dimaksud dari poin ini ialah bagaimana Anda memahami penggunaan aplikasi yang digunakan.
Saat ini semua aplikasi berpusat pada indentitas diri. Melalui pemahaman penggunaan web browser, email, aplikasi messenger, dan termasuk aplikasi yang disediakan dalam Zoom sendiri.
Bagaimana Anda mampu untuk mengoperasikan Zoom secara optimal, misalnya dengan menggunakan fitur chat, rise hand (angkat tangan), dan sebagainya.
Tentu saja aplikasi lain yang mendukung juga sangat dibutuhkan. Sebagai contoh Anda yang sudah memahami bagaimana platform online learning dapat digunakan sebagai alternatif belajar seperti yang ada di Sinaux.com
Johan Wahyudi
Dari berbagai sumber