Makanan merupakan sumber energi bagi manusia dan menjadi kebutuhan primer. Maka dari itu menjaga kualitas makanan adalah prioritas. Harga yang murah, tampilan yang menarik, rasa yang nikmat jangan sampai menjadi alasan makanan tidak sehat.
Satu dari banyak faktor lainnya yang membuat makanan tidak sehat adalah karena adanya kontaminasi. Bukan kontaminasi bakteri atau jamur, namun kontaminasi logam berat. Bagaimana bisa makanan terkontaminasi logam berat?
Pertama-tama ada banyak yang termasuk dalam logam berat, salah satunya adalah timbal. Memang agak sulit dibayangkan mengapa logam bisa masuk ke dalam makanan. Namun faktanya hal itu adalah mungkin bahkan bisa saja telah terjadi di sekitar Anda. Bagaimana caranya?
Timbal Dapat Mencemari Makanan Melalui Udara
Salah satu cara tercepat untuk timbal meracuni makanan Anda adalah dengan masuk melalui udara. Dilansir dari Hydro.co.id, Bapedal DKI Jakarta tahun 1998 menyatakan Jakarta memiliki kadar timbal yang mencemari serta melayang di udara sekitar 0,5 mg per meter kubik untuk yang terendah, sedangkan bagi tempat dengan lalu lintas yang padat kadarnya bisa mencapai 2-8 mg per meter kubik.
Melihat tingginya angka pencemaran udara akibat timbal, maka tidak heran apabila timbal menjadi salah satu logam berat yang mencemari makanan. Entah berasal dari tanamanan yang ditanam di wilayah padat kendaraan atau dari asap motor yang melewati rumah makan, timbal dapat dengan mudah menyusupi makanan Anda.
Dari Alat Dapur yang Mengandung Timbal
Tidak sampai di situ saja, timbal bisa pula berasal dari peralatan dapur Anda. Lapisan gelas yang terbuat dari keramik, porselen, bahkan alat makan dari tanah liat dapat mengandung timbal yang pada akhirnya larut dalam makanan yang bersifat asam. Pipa air minum dengan besi yang tidak dikontrol secara berkala juga bisa mengandung timbal.
Pembungkus Makanan
Makanan kaleng yang diproses dengan teknologi pematrian dapat mengandung timbal. Selain itu, kertas kemasan maupun yang non-kemasan namun digunakan sebagai kemasan seperti koran dan majalah juga rentan mengandung timbal.
Bahan Makanan
Bahaya kontaminasi timbal memang sangat dekat dengan manusia. Selain dari ketiga hal di atas, timbal juga bisa berasal dari bahan makanan itu sendiri. Bagaimana bisa?
Sama seperti makanan matang yang tercemar asap kendaraan. Sayuran yang ditanam di daerah dengan udara yang mengandung timbal dapat merusak kandungan sayur mayur itu sendiri. Selain itu bayangkan jika rumput atau bahan makanan ternak tidak lagi sehat, maka ternak juga dapat mengonsumsi timbal yang berdampak pada kita sebagai konsumen terakhir.
Hal ini serupa dengan kasus kerang hijau di teluk Jakarta yang sudah tidak layak dikonsumsi akibat kerang menyerap zat-zat di sekitar teluk yang telah mengandung logam berat.
Memang apa bahaya dari timbal?
Timbal termasuk dalam kategori logam berat yang tidak semestinya masuk ke dalam tubuh. Apabila manusia mengonsumsi timbal secara sengaja maupun tidak, maka kandungan racun dalam timbal dapat menjalar dengan cepat dan mengendap ke jaringan tubuh seperti ginjal, hati, otak, syaraf, dan tulang.
Akibatnya, seseorang yang tekontaminasi timbal dapat mengalami 3P, yatu pallor (pucat), pain (sakit), dan paralysis (kelumpuhan). Penderita juga secara jangka panjang dapat mengalami keracunan kronik yang ditandai dengan gejala depresi, sakit kepala, daya ingat terganggu, sulit tidur, maupun kesulitan berkonsentrasi.
Bagaimana mencegahnya?
Rasanya sulit mengingat timbal begitu dekat dengan kehidupan kita, namun masih bisa dilakukan dengan beberapa hal.
1. Produsen
Sebagai produsen atau penyedia makanan, Anda dapat mencegah pencemaran timbal ke makanan dengan standar keamanan pangan yang jelas dan terakreditasi secara global. Dengan adanya standar yang jelas dan peraturan yang ketat, pengontrolan terhadap dapur akan lebih mudah dilakukan.
Selain itu, Anda dapat mengganti peralatan dapur Anda dengan bahan-bahan yang aman serta melakukan pemantauan dari mana asal-usul bahan baku Anda berasal.
Anda dapat mengikuti training keamanan pangan bersertifikat global bersama Food Safety-Academy. Klik di sini.
2. Konsumen
Dengan begitu dekatnya Anda dengan bahaya-bahaya tersebut, Anda dapat mengakalinya dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Lalu perhatikan dari mana makanan Anda berasal serta kualitas dari restoran jika Anda ingin makan di luar.