Oleh D.R. Tirtasujana dan Johan Wahyudi
Bayangkan Anda sedang menjalani rutinitas sehari-hari menjaga kestabilan perusahaan Anda atau sedang bekerja keras membangun dan mengelola bisnis Anda sendiri yang terus bertumbuh. Semuanya berjalan baik, sampai tanpa Anda sadari, tiba-tiba ada ancaman yang mendekat. Bukan hanya dari kompetitor, tetapi dari sesuatu yang tidak pernah terbersit dalam pikiran Anda sebelumnya.
Apa itu? Ternyata, sesuatu yang mungkin buat Anda sepertinya aneh, seperti perubahan iklim yang semakin tidak terduga, ketidakstabilan sosial, hingga regulasi baru yang semakin ketat. Selain itu, ada dampak bencana alam pada rantai pasokan global, protes masyarakat terhadap kebijakan perusahaan yang tidak inklusif, atau aturan tentang emisi karbon yang jika tidak dipatuhi bisa merusak reputasi bisnis Anda secara kronis.
Jadi, secara tiba-tiba Anda tersadar bahwa Anda sedang menghadapi masalah yang jauh lebih besar daripada yang pernah Anda bayangkan. Dampaknya, bisa jadi bisnis yang saat ini Anda pimpin sedang menuju jurang risiko yang tidak Anda lihat. Bahkan, dalam waktu dekat, investor, konsumen, dan regulator mungkin memutuskan bahwa perusahaan Anda bukan lagi pilihan utama mereka.
Ini bukan khayalan. Ancaman ini nyata.
Lalu, kalau sudah begini, apakah ada solusinya?
Kalau dampaknya sudah terlanjur mempengaruhi bisnis Anda secara signifikan, mungkin lebih sulit mencari solusinya. Tapi, jika saat ini belum separah itu, maka Anda beruntung karena masih dapat melakukan “sesuatu” yang bisa menyelamatkan bisnis Anda dari mimpi buruk tersebut.
Jika Anda sudah pernah mendengar ESG, maka Anda pasti tahu bahwa ini adalah solusi. Tetapi jika Anda masih belum memahaminya, mari kita simak sekilas mengenai apa itu ESG dan mengapa hal ini bisa menjadi solusi dari bencana yang Anda tidak ingin Anda jumpai tadi.
Mengapa ESG Menjadi Kebutuhan Mendasar dalam Bisnis?
ESG, atau Environmental, Social, Governance, adalah insiatif dan dan komitmen perusahaan dalam menjalankan bisnis yang berkelanjutan (sustainable) melalui tanggung jawab lingkungan, tanggung jawab social, serta tata kelola internal. ESG bukan sekadar istilah keren yang terdengar di kalangan perusahaan besar, tapi ini adalah landasan baru yang menentukan masa depan perusahaan di era modern.
Konsep ini mencakup bagaimana perusahaan Anda mengelola masalah lingkungan, bagaimana perusahaan memperlakukan karyawan, konsumen, dan komunitas sekitar, serta bagaimana tata kelola perusahaan dijalankan dengan etis dan transparan.
- Environmental (Lingkungan): Aspek ini fokus pada bagaimana perusahaan mengelola dampaknya terhadap lingkungan. Ini mencakup pengurangan emisi karbon, pemakaian energi, pengelolaan limbah, hingga pelestarian sumber daya alam.
- Social (Sosial): Berkaitan dengan cara perusahaan berinteraksi dengan masyarakat, termasuk perlakuan terhadap karyawan, hak asasi manusia, serta kontribusi sosial terhadap masyarakat di sekitar.
- Governance (Tata Kelola): Bagian ini menilai bagaimana perusahaan dikelola. Apakah ada transparansi? Bagaimana kepemimpinan perusahaan beroperasi? Apakah ada tanggung jawab yang jelas dan kepatuhan terhadap regulasi?
Sederhananya, ESG bukan hanya tentang “kelihatan baik” di mata publik atau investor. Ini adalah framework yang membantu perusahaan beradaptasi dengan tantangan global sambil menciptakan nilai jangka panjang.
Semakin hari, semakin banyak investor, pemerintah, dan konsumen yang mengutamakan perusahaan dengan praktik ESG yang kuat. Dengan ESG, Anda tidak hanya melindungi perusahaan dari risiko masa depan, tetapi juga membuka pintu untuk pertumbuhan yang berkelanjutan.
Risiko Nyata Tanpa ESG
Sepertinya “ribet” ya? Yah, mungkin terkesan demikian. Tetapi, Anda boleh bandingkan, lebih “ribet” mana jika hal-hal seperti ini terjadi ketika perusahaan Anda mengabaikan ESG?
- Kerugian Finansial: Perusahaan yang tidak mematuhi regulasi lingkungan atau sosial berisiko terkena denda besar dan pajak tambahan. Belum lagi biaya operasional yang membengkak karena ketergantungan pada energi yang tidak ramah lingkungan serta Tata Kelola yang tidak baik yang dapat menciptakan berbagai macam kecurangan (fraud) di organisasi.
- Kehilangan Investor: Investor kini lebih tertarik pada perusahaan yang menunjukkan komitmen terhadap ESG. Perusahaan yang tidak memperhatikan ESG bisa kehilangan pendanaan yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan bisnis.
- Reputasi yang Hancur: Konsumen semakin peduli pada asal usul produk yang mereka beli. Skandal terkait pelanggaran lingkungan atau sosial bisa menghancurkan reputasi perusahaan dan membuat pelanggan beralih ke kompetitor.
- Kinerja Karyawan Menurun: Karyawan ingin bekerja di perusahaan yang peduli pada kesejahteraan mereka. Tanpa memperhatikan aspek sosial dalam ESG, Anda berisiko kehilangan karyawan berbakat dan meningkatkan biaya rekrutmen serta pelatihan.
Lingkungan: Mengapa Perubahan Iklim Menjadi Fokus Utama?
Setelah sedikit lebih paham tentang dasar dari ESG, sekarang saatnya kita menyoroti salah satu isu lingkungan terbesar yang perlu segera dihadapi oleh perusahaan, yaitu Perubahan Iklim (Climate Change). Perubahan iklim ini mengakibatkan banyak hal, termasuk pemanasan global, serta hal lainnya seperti kekeringan maupun bencana alam. Penyebab perubahan iklim ini adalah emisi gas rumah kaca (antara lain uap air, CO₂, Methan, F gases, dll). Perlu Anda ketahui juga bahwa ternyata, sebagian besar penyebab emisi ini adalah aktivitas manusia.
Untuk meminimalisasi hal ini, aktivitas manusia yang menghasilkan emisi ini perlu diidentifikasi dan dikelola. Bagaimana caranya? Nah, mungkin Anda pernah mendengar istilah jejak karbon. Tetapi mungkin juga Anda, dan bisa jadi banyak orang, yang belum memahami secara mendalam apa itu jejak karbon. Secara sederhana, jejak karbon mengacu pada total emisi karbon dioksida (CO₂) yang dihasilkan oleh seluruh aktivitas operasional bisnis, mulai dari penggunaan energi, proses produksi, hingga transportasi. Emisi karbon sendiri, merujuk pada emisi gas-gas rumah kaca, terutama karbon dioksida (CO₂), yang dilepaskan ke atmosfer akibat pembakaran bahan bakar fosil dan aktivitas industri lainnya.
Mengapa hal ini penting? Semakin besar jejak karbon perusahaan, semakin besar pula kontribusinya terhadap pemanasan global dan perubahan iklim. Dampak negatif ini tak hanya menjadi ancaman bagi lingkungan, tetapi juga bagi perusahaan itu sendiri. Tanpa pengelolaan yang baik, perusahaan akan menghadapi risiko serius, baik dari segi biaya operasional yang meningkat akibat regulasi emisi yang semakin ketat, maupun reputasi yang terancam di mata konsumen dan investor yang kini lebih sadar akan isu lingkungan.
Namun, risiko ini bisa diminimalkan dengan mengambil langkah-langkah nyata untuk mengurangi jejak karbon. Beberapa solusi yang bisa diterapkan perusahaan antara lain:
- Menggunakan energi terbarukan sebagai pengganti bahan bakar fosil.
- Meningkatkan efisiensi energi dalam proses produksi dan operasional.
- Berpartisipasi dalam program carbon offset, di mana perusahaan berinvestasi dalam proyek-proyek yang mengurangi emisi global, seperti reboisasi atau pengembangan teknologi energi bersih.
- Dengan pengelolaan yang baik, jejak karbon tidak hanya bisa dikurangi, tetapi juga membantu perusahaan menyesuaikan diri dengan tren keberlanjutan yang akan mendukung keberlanjutan bisnis jangka panjang.
Sustainability Report: Transparansi yang Membangun Kepercayaan
Ketika kita berbicara tentang ESG, transparansi menjadi kata kunci. Di sinilah Sustainability Report (Laporan Keberlanjutan) memainkan peran penting. Laporan ini menjadi alat bagi perusahaan untuk mengomunikasikan secara terbuka sejauh mana mereka menjalankan praktik ESG.
Di Indonesia, beberapa perusahaan besar sudah diwajibkan untuk menyusun Sustainability Report, dan hal ini semakin menjadi tren di kalangan perusahaan lain. Laporan ini mencakup informasi tentang bagaimana perusahaan mengurangi jejak karbon, mengelola limbah, bertanggung jawab terhadap aspek social dalam memperlakukan karyawan, dan dampak sosial yang mereka hasilkan, serta memiliki tata Kelola yang terintergritas dan beretika.
Peraturannya sendiri terdapat di :
- POJK 51/2017 Tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik (di dalamnya terdapat kewajiban melakukan Laporan Berkelanjutan)
- SE OJK No.16/2021 Tentang bantuk dan isi laporan tahunan emiten dan perusahan publik
Dengan laporan ini, perusahaan tidak hanya menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan, tetapi juga membangun kepercayaan dari para pemangku kepentingan, mulai dari investor, pelanggan, hingga komunitas lokal.
Mengukur Kemajuan ESG dengan ESG Rating
Selain Sustainability Report, ada cara lain yang banyak digunakan untuk menilai seberapa baik perusahaan dalam menerapkan ESG, yaitu melalui ESG Rating. ESG Rating adalah penilaian independen yang mengevaluasi kinerja perusahaan dalam hal lingkungan, sosial, dan tata kelola. Investor global, terutama yang fokus pada investasi berkelanjutan, sangat memperhatikan ESG Rating dalam pengambilan keputusan mereka.
Semakin tinggi ESG Rating perusahaan Anda, semakin besar daya tariknya bagi para investor yang peduli terhadap isu keberlanjutan. ESG Rating yang kuat juga meningkatkan nilai bisnis di mata publik dan konsumen, yang kini semakin peduli terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Mitos Seputar ESG yang Perlu Dihindari
Meskipun ESG semakin populer, masih banyak kesalahpahaman yang sudah terlanjur beredar dan perlu diluruskan. Mari kita lihat beberapa mitos seputar ESG dan fakta di baliknya.
Mitos: ESG hanya relevan untuk perusahaan besar.
Fakta: Setiap perusahaan, baik besar maupun kecil, dapat dan seharusnya menerapkan prinsip ESG. Bahkan langkah-langkah kecil seperti pengurangan penggunaan energi atau inisiatif sosial untuk karyawan dapat memberikan dampak yang signifikan.
Mitos: ESG hanya soal lingkungan.
Fakta: ESG tidak hanya tentang isu lingkungan, tetapi juga mencakup tanggung jawab sosial dan tata kelola. Ketiga elemen ini saling berhubungan dan penting untuk keberlanjutan perusahaan.
Mitos: ESG mengurangi profitabilitas.
Fakta: Penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan ESG secara efektif sering kali lebih menguntungkan dalam jangka panjang. ESG membantu mengurangi risiko, meningkatkan reputasi, dan menarik lebih banyak investor serta pelanggan.
Mitos: ESG hanya sekadar “pencitraan” atau “gimmick marketing”
Fakta: penerapan ESG yang tepat membawa manfaat nyata bagi perusahaan, baik dari segi penghematan biaya operasional hingga peningkatan loyalitas konsumen dan daya saing di pasar global.
Langkah-Langkah Praktis Mengintegrasikan ESG dalam Perusahaan Anda
Lalu, bagaimana Anda bisa memulai perjalanan menuju keberlanjutan dengan menerapkan prinsip ESG? Berikut ini adalah beberapa langkah praktis yang dapat Anda lakukan:
1. Audit Lingkungan Internal: Identifikasi di mana posisi perusahaan Anda saat ini dalam hal pengelolaan sumber daya dan emisi karbon. Apakah perusahaan sudah menggunakan energi secara efisien? Bagaimana pengelolaan limbahnya?
2. Perhatikan Kesejahteraan Sosial: Evaluasi bagaimana perusahaan memperlakukan karyawan, komunitas sekitar, dan konsumen. Misalnya, apakah perusahaan sudah memberikan lingkungan kerja yang aman dan mendukung kesejahteraan mental karyawan? Bagaimana hubungan dengan masyarakat lokal di sekitar operasi bisnis?
3. Perbaiki Tata Kelola Perusahaan: ESG tidak hanya tentang lingkungan dan sosial, tetapi juga tentang tata kelola yang baik. Pastikan bahwa keputusan-keputusan strategis dalam perusahaan diambil dengan transparan dan etis. Ini termasuk pemenuhan regulasi dan menjaga integritas bisnis.
4. Gunakan Standar Internasional untuk Penerapan ESG: Anda dapat memanfaatkan berbagai standar internasional seperti ISO 14001 (Sistem Manajemen Lingkungan), ISO 45001 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja), serta standar-standar lainnya yang relevan. Standar-standar ini akan membantu Anda menerapkan sistem manajemen yang sesuai dengan prinsip ESG dan memfasilitasi pencapaian target keberlanjutan.
Beberapa stadar yang bisa menjadi bagian dari perjalanan Anda menerapkan ESG adalah:
- Lingkungan:
- ISO 14001 (Sistem Manajemen Lingkungan)
- ISO 50001 (Sistem Manajemen Energi)
- ISO 14064 (Perhitungan Karbon)
- Social
- ISO 26000 (Tanggung Jawab Sosial)
- ISO 45001 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
- ISO 9001 (Sistem Manajemen Mutu) terkait dengan Customer
- ISO 22000 (Sistem Manajemen Keamanan Pangan), jika produk yang diberikan ke customer adalah produk terkait pangan
- Tata Kelola
- ISO 31000 (Sistem Manajemen Risiko)
- ISO 27001 (Sistem Manajemen Keamanan Informasi)
- ISO 37001 (Sistem Manajemen Anti Penyuapan)
Kesimpulan: ESG adalah Investasi Masa Depan
Menerapkan ESG bukan hanya tentang memenuhi regulasi atau memenuhi harapan pasar. Ini adalah investasi nyata yang membantu perusahaan menghadapi risiko masa depan sekaligus menciptakan peluang baru. Mulai dari meningkatkan efisiensi energi hingga memperbaiki hubungan dengan konsumen dan komunitas, ESG membawa nilai tambah di semua lini bisnis.
Jangan menunggu sampai terlalu terlambat untuk bertindak. Mulailah dari langkah kecil, misalnya: evaluasi model bisnis Anda terkait dengan ESG, susun Sustainability Report Anda, dan perbaiki tata kelola internal. Pada akhirnya, perusahaan yang menerapkan ESG akan memiliki fondasi yang lebih kuat untuk bertahan dan berkembang di masa depan.
Apakah perusahaan Anda termasuk perusahaan yang mau dan siap menghadapi tantangan global yang akan datang, atau sebaliknya?