Skip to content
Home » Blog Archive » Mengintip perubahan dalam Standar ISO 22000:2018

Mengintip perubahan dalam Standar ISO 22000:2018

Ternyata Inilah Hal-hal Baru Dalam Standar Keamanan Pangan yang Anda Konsumsi Sehari-hari

Hari ini saya tidak bisa berhenti berpikir tentang rekan-rekan saya yang selama beberapa hari kemarin begitu bersemangat menyambut keluarnya standar baru Sistem Manajemen Keamanan Pangan. Kalau Anda tahu apa yang mereka lakukan, bisa jadi Anda juga takjub.

Tapi, sebelum lanjut cerita, saya jadi bertanya-tanya. Sadarkah Anda, bahwa agar makanan yang sehari-hari Anda konsumsi terjamin aman, ada yang namanya Standar Sistem Manajemen Keamanan Pangan?

Anda yang tinggal di Indonesia kemungkinan besar pernah mengkonsumsi makanan/minuman hasil olahan industri.Karena kebanyakan orang (seperti Anda juga) pasti berharap mendapat makanan aman, maka diperlukan aturan/standar yang harus diterapkan industri pengolahan seperti pabrik, restoran, catering, hotel, bahkan rumah sakit yang mengolah makanan untuk pasiennya.

Oh ya, mungkin ada juga yang bertanya, apa sih sebenarnya makanan yang aman itu? Anda yang pernah menemukan potongan tubuh serangga atau benda tajam dalam hidangan, atau pernah diare akibat makanan tertentu, rasanya sudah paham betul apa itu makanan yang aman.

Intinya, makanan yang aman itu tidak menyebabkan efek buruk bagi kesehatan Anda. Jadi, kalau ingin makanan aman, Anda bisa memilih produk dari industri yang sudah menerapkan standar keamanan pangan secara konsisten. Setuju?

Nah, selain sebagai konsumen, jika Anda berkecimpung di industri pangan, adanya standar sistem manajemen keamanan pangan bukanlah berita baru. Anda tentu sudah paham tentang standar seperti ISO 22000 yang secara umum banyak diterapkan industri pangan di Indonesia sejak pertama diterbitkan tahun 2005.

Lalu apa yang baru?
Begini, berita terbarunya adalah saat ini ISO 22000 sudah mengalami revisi dan revisinya sudah diterbitkan beberapa hari yang lalu. Ini yang mungkin Anda belum tahu.

Jika industri Anda sudah menerapkan ISO 22000, pertanyaaanya, “Apa yang Anda pikirkan ketika mengetahui bahwa ISO 22000 sudah direvisi?”. Sebagian dari Anda ingin mengetahui apa saja yang direvisi dalam standar tersebut. Sebagian lagi ingin tahu apa manfaatnya menerapkan standar ini. Ada juga yang ingin tahu apa yang harus dilakukan jika ingin menerapkan standar revisi terbaru ini.

Beberapa hari lalu, saya juga sama seperti Anda, ingin tahu apa saja detil revisinya. Bedanya dengan Anda, saya cukup beruntung karena punya rekan-rekan yang sudah banyak membantu penerapan ISO di Industri pangan. Dan, sejak standar ini dirilis beberapa hari lalu, mereka begitu antusias berdiskusi tentang isi standar sangat baru keluar ini.

Ini yang sebenarnya mau saya ceritakan.

Bayangkan, baru selesai libur lebaran, sejak hari pertama masuk kantor, mereka langsung menghabiskan 3 hari full dalam ruang meeting untuk berdiskusi, berdebat, mengkaji, membedah standar baru ini sampai ke hal-hal yang sangat detil.

Saya benar-benar salut pada para konsultan senior Food Safety-Quality ini yang begitu serius untuk bisa membantu industri pangan di Indonesia sesegera mungkin memahami dan menerapkan ISO 22000:2018. Ini bukan hal mudah yang mampu dilakukan semua orang dan belum tentu juga semua orang rela melakukannya.

Singkat cerita, saya mengintip beberapa catatan dari hasil bedah standar yang dilakukan rekan-rekan saya tersebut. Kalau Anda mau, saya akan share di sini beberapa poin penting yang sempat saya lirik.

Mau?

Kalau mau, boleh lanjut baca. Ini dia hasil diskusi yang saya intip buat Anda:
1. Ternyata, struktur ISO 22000:2018 sudah mengikuti High-Level Structure seperti ISO-ISO revisi terbaru lainnya (misalnya ISO 9001:2015, ISO 14001:2015, dan ISO 45001:2018). Bagaimana strukturnya? Sabar. Kita lanjut dulu.
2. Pemahaman konsep Risk-Based Thinking yang baru untuk keamanan pangan dibedakan menjadi 2 level. Ini tidak ada di ISO 22000 sebelumnya. Apakah 2 level itu? Level organisasi dan level operasional. Apa bedanya? Sabar lagi. Nanti pada waktunya akan kita bahas.
3. Siklus PDCA juga ditampilkan dalam 2 level, yaitu yang mencakup keseluruhan kerangka FSMS (level organisasi) dan yang mencakup prinsip HACCP (level operasional). Anda tahu PDCA kan? Bagaimana kalau PDCA diterapkan di lebih dari 1 level? Belum terbayang? Sabar juga.
4. Perbedaan-perbedaan istilah-istilah utama dibuat lebih jelas, misal: perbedaan antara istilah CCP-OPRP-PRP, perbedaan antara istilah validasi-monitoring-validasi, dll. Dulu masih banyak yang bingung kalau bicara istilah-istilah ini dan perbedaannya. Tetapi kalau membaca standar yang baru ini, memang jadi lebih mudah dipahami.
5. Secara prinsip, ISO 22000:2018 masih menggunakan 4 Elemen Kunci dari ISO 22000:2005 ditambah 7 Prinsip Manajemen yang secara umum digunakan di standar ISO lainnya. Anda masih ingat kan ya keempat elemen kunci dan ketujuh prinsip manajemen tersebut? Kalau sudah agak lupa, kapan-kapan kita bahas untuk sekedar mengingatkan. Kita lanjut ke poin berikutnya.
6. Ada beberapa detil perubahan/penambahan seperti adanya konteks organisasi, penentuan resiko dan peluang, sumber referensi untuk PRP yang direkomendasikan sesuai dengan jenis industri yang menerapkan standar ini, tambahan persyaratan dalam langkah awal pembuatan HACCP, persyaratan untuk critical limit, batasan yang digunakan untuk OPRP, dan masih ada lagi hal-hal yang akan terlalu jauh jika dibahas detil dalam tulisan singkat seperti ini.

Ikuti pelatihannya disini

Terima kasih buat Anda yang sudah sabar. Namun, karena poinnya terlalu banyak untuk dijelaskan detil di sini, saya mohon maaf tidak bisa sampaikan semuanya di sini.

Sebelum saya akhiri tulisan ini, saya ingin menjawab juga pertanyaan mengenai apa manfaatnya standar ini bagi bisnis pangan. Menurut ISO sendiri dalam publikasinya terkait ISO 22000:2018, beberapa manfaat potensial utama penerapan standar ini antara lain:
– Adanya kemampuan menyediakan produk dan layanan terkait pangan yang aman dan memenuhi peraturan perundangan secara konsisten, yang pada akhirnya bisa meningkatkan kepuasan pelanggan
– Adanya peningkatan manajemen risiko dalam proses keamanan pangan sehingga meminimalisasi resiko bisnis
– Adanya hubungan yang kuat dengan standar Codex Alimentarius yang menjadi rujukan bagi banyak Negara dalam mengembangkan standar nasionalnya, karena ISO 22000 dikembangkan berdasarkan Codex Principles of Food Hygiene.

Selanjutnya, yang paling penting, apa yang harus Anda lakukan sekarang?
Bagi industri yang sudah pernah menerapkan ISO 22000:2015, secara sederhana, Anda tinggal melakukan analisis (bisa dilakukan sendiri atau dengan bantuan konsultan eksternal) seberapa besar “gap” antara sistem yang saat ini Anda terapkan dengan persyaratan yang diminta oleh standar baru ini. Dengan demikian, akan mudah bagi Anda untuk memfokuskan perubahan hanya pada hal-hal yang masih perlu dilengkapi saja.

Bagi yang belum menerapkan, ada baiknya Anda memahami lebih jauh tentang standar Sistem Manajemen Keamanan Pangan terlebih dahulu (serta disesuaikan dengan kebutuhan industri Anda saat ini dan ke depannya) sebelum Anda melakukan pengembangan sistemnya.
Terakhir, bagi Anda, para konsumen yang masih ingin terus mengkonsumsi makanan dan minuman dari industri pangan, ada baiknya Anda pastikan apakah produsen tersebut selalu melakukan pembaruan terhadap sistem keamanan pangannya, termasuk apakah produsen tersebut sudah mulai mengambil langkah untuk menerapkan standar sistem manajemen keamanan pangan yang terbaru ini.

Terima kasih. Semoga cerita kecil ini bermanfaat.
oleh
D.R. Tirtasujana
23 Juni 2018